Wednesday, March 17, 2010

Antara Cita-cita & Kematian

“inginkah kalian masuk ke dalam syurgaNya?” serentak semua menjawab “mahuuuu…”

Tertulis sebuah renungan penuh sarat, dalam selintas perjalalanan kehidupan.

Hari ini, aku bertekad untuk bangun malam dan kemudian shalat malam, lalu kemudian diteruskan shalat shubuh lalu membaca Al Quran, hingga matahari terbit menghangatkan bumi.

Dihari pertamaku bertekad ternyata shalat malamku tertinggal, kesibukan di pejabat, bergaul dengan teman-teman hingga membuatku tidur terlelap, sampai-sampai solat subuh pun ku lakukan menjelang solat dhuha.

Hingga terkadang shalat zuhurku pun ku lakukan menjelang asar mulai memanggil. Penyesalan datang di dalam hati, pertanyaan muncul "kenapa, kenapa...?" lalu kutekadkan kembali untuk solat malam malam ini, dan shalat fardhu tepat waktu, namun di hari berikutnya, kuulangi lagi seperti sebelumnya, terlewat lagi dan lagi.

Hari itu aku begitu sibuk, mengerjakan ini itu, hingga HP ku berbunyi, segera ku tinggalkan pekerjaanku dan kubaca sms yang masuk, lalu segera aku membalasnya. Ternyata temanku memberi tau, akan datang kerumah untuk memberikan sebuah novel kepadaku, betapa senangnya diriku, lalu sesampainya novel itu ditanganku langsung kubaca hingga selesai, tak sampai 1 hari aku membaca novel itu, padahal novel itu begitu tebal hingga ratusan halaman, namun Al Quran yang hanya 114 surat 30 juz 1/3 nya pun aku tak hafal, ketika ditanya oleh sahabatku mengenai cerita novel itu begitu lancarnya aku menjelaskannya dan memberikan komentar.

Tapi jika ditanya makna surat Al Ikhlas pun aku diam seribu bahasa. Ketika suara sms berbunyi segera ku lihat dan cepat-cepat membalasnya, namun suara adzan berkumandang di sana sini, aku hanya mendengar lalu saja sambil berkomentar "Ahhh…sudah adzan lagi.."

Hingga hari itu, aku mendapatkan kabar temanku meninggal dunia, tersentak & terkejut mendengar khabar itu, temanku telah terbungkus kain kafan padahal baru tadi malam aku bersamanya dan di 1/3 malam dia menelepon aku untuk mengingatkan solat malam.

Ajal, kematian satu kata yang membuat bulu romaku meremang mendengarnya. Kenapa aku begitu takut?padahal kematian selalu mengiringiku kemanapun aku pergi, siap mengambil diriku bila saja Allah menghendakinya. Sudah bertahun-tahun aku lalai, hari demi hari aku lalui seoalah kematian itu masih jauh menghampiri. Betapa banyak ibadah fardhu aku tinggalkan apalagi yang sunnah.

Sahabatku betapa dekatnya kematian dengan kita, namun sering kita melupakannya atau pura-pura tidak mengingatnya, kita menyadari bahwa ada rasa takut di dalam hati kita, rasa takut itu muncul karena kita menyadari bahwa kita belum siap menghadapi kematian itu.

Namun sejauh apapun kita berlari, sekeras apapun kita berusaha menghindar kematian itu akan tetap datang menghampiri, masih segar berita gempa bumi di beberapa negara spt Chile, Haiti, Turki, Jepun yang mengorbankan ribuan mangsa, beberapa mangsa ditemukan sudah tak bernyawa namun ada juga yang sudah sehari semalam tertimbun masih selamat atau ditemukan masih dalam keadaan hidup spt seorang bayi yang masih hidup setelah sehari berlakunya gempa di Haiti. Allahuakbar!!

Kejadian itu, mengingatkan kita semua yang masih hidup bahwasannya kematian itu tidak dapat dihindari, ataupun kita tunda barang 1 detik pun, begitu pula sebaliknya jika Allah belum menghendaki maka kematian itu tidak akan terjadi. Mungkin kita ketika sedang bercengkrama dengan keluarga tertawa-tawa penuh canda, tiba-tiba ajal menjemput… apa yang bisa kita lakukan?Inilah jika Allah sudah berkehendak, siapapun tidak bisa mengelaknya.

Ketika kita diajukan sebuah pertanyaan “inginkah kalian masuk ke dalam syurgaNya?” serentak semua menjawab “mahuuuu…” lalu semua ditanya, kalau begitu kalian sudah siap mati? Serentak semuanya kembali kompak, namun semuanya adalah terdiam.

Padahal, bagaimana kita bisa masuk ke dalam syurganya yang maha indah, jika kita tidak mengalami kematian?Kematian adalah pintu menuju syurga. Namun kita tak pernah tau bilakah kematian itu datang menjemput.

Begitu banyak orang yang tertidur lalu tak kembali bangun, memandu kendereaan tiba-tiba berlanggar, atau ketika sujud ajal menjemput. Bagaimana dengan kita?apa yang sedang kita lakukan ketika ajal menjemput?

Jadi, sahabatku sekalian yang dirahmati Allah swt, tak ada pilihan lain kecuali kita harus mempersiapkan diri, jadi bila-bila & dimana saja kita siap bertemu dengan sang Khaliq. Salah satu caranya adalah berusaha selalu memperbaiki diri, dan berbuat kebaikan.

Seperti dalam Q.S Al Qashash: 77

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الأرْضِ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ


dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”

Semoga ketika kita dijemput kematian, kita dalam keadaan dekat dengan Allah swt. Dalam rahmatNya, cintaNya dan kasih sayangNya, sehingga kita menuju pintu kematian yang membukakan syurga yang indah dan menyenangkan. Atas ridho Allah SWT. (iRM@)

Amin Ya Rabbal alamin.
Semoga bermanfaat.



0 comments:

Disclaimer

Copyright© by The Sand and Foam. All rights reserved.

The Sand and Foam holds copyright in the information available on this blog, unless otherwise stated.

Copyright of 3rd party found on this blog must also be respected.

  © Blogger Template by Emporium Digital 2008

Back to TOP